11 Penyakit Pada Ikan Arwana yang Paling Berbahaya
Tak jauh berbeda dengan ikan-ikan lainnya, ikan arwana juga bisa terserang berbagai penyakit yang mempengaruhi kondisi dan kesehatannya. Ada penyakit ringan, ada pula penyakit berat yang dapat menimbulkan dampak yang fatal. Misalnya seperti penyakit gigit ekor, penyakit tutup insang melengkung, penyakit mata juling, dan lain-lain. Anda perlu waspada terhadap penyakit-penyakit yang bisa menyerang ikan arwana peliharaan Anda tersebut.
Berikut ini macam-macam penyakit yang sering menyerang ikan arwana, yaitu :
- Penyakit Gigit Ekor
Ikan arwana yang menderita penyakit gigit ekor akan berperilaku aneh, gelisah, dan berenang tidak karuan. Selang beberapa hari kemudian, sirip ekornya akan robek di bagian selaput sehingga tinggal menyisakan jari-jari sirip. Bagian yang robek awalnya kecil, lalu membesar perlahan-lahan. Bahkan tak jarang sebagian jari siripnya hilang. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh parasit yang menempel di ekor sehingga menimbulkan rasa gatal. Ikan arwana mengatasi rasa gatal tersebut dengan menggigit ekornya sendiri.
- Penyakit Tutup Insang Melengkung
Ciri-ciri penyakit ini yaitu tutup insang ikan arwana tampak melengkung keluar sehingga sebagian insangnya terlihat jelas. Selain tidak sedap dipandang, penyakit ini juga dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani. Umumnya penyakit ini disebabkan oleh suhu air yang tidak sesuai standar, pemberian obat-obatan secara berlebihan, serangan bakteri, atau kandungan oksigen di dalam air terlalu rendah. Disarankan memasang aerator yang memiliki kemampuan lebih kuat untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
- Penyakit Mogok Makan
Makanan favorit ikan arwana adalah kelabang. Jadi bila Anda sering memberi kelabang ke ikan ini, lalu di lain waktu Anda memberikan pakan lainnya, maka ikan bakal mogok makan. Ikan arwana enggan memakan pakan yang lain seperti jangkrik atau udang bila terlalu sering diberikan kelabang. Solusinya Anda bisa memuasakan ikan tersebut selama 3-7 hari. Kemudian berikan pakan lain seperti jangkrik, kadal, atau katak. Kalau mau memberi pakan berupa ikan hidup, pilihlah ikan penghuni permukaan seperti guppy supaya ikan arwana tidak juling.
- Penyakit Mata Juling
Penyebab utama penyakit mata juling pada ikan arwana yaitu ikan tersebut terlalu sering berburu ikan yang berada di dasar atau sudut-sudut akuarium. Ikan yang terlalu sering melihat ikan-ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah panjang sehingga menimbulkan juling. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memilih ikan-ikan yang biasa hidup di permukaan air jika ingin menggunakannya sebagai pakan. Ikan yang kurang mendapatkan sinar matahari juga bisa mengalami masalah yang sama.
- Penyakit Dubur Membengkak
Ikan arwana yang terkena penyakit ini terlihat dari duburnya yang berwarna merah dan membengkak. Ikan tersebut bukan sedang berahi, melainkan kesulitan BAB. Jika tidak segera diobati, ikan arwana tadi bisa mati. Pemicu penyakit ini ialah pakan yang diberikan kepada ikan arwana kurang bersih sehingga dapat mengganggu sistem pencernaannya. Anda bisa memuasakan ikan tersebut terlebih dahulu selama 1-2 hari. Kemudian pakan yang akan diberikan wajib dicuci bersih sebelumnya.
- Penyakit Sisik Berdiri
Penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi ikan arwana adalah penyakit sisik berdiri. Tanda-tandanya antara lain terdapat sisik ikan yang berdiri serta kadang-kadang ada sebagian lainnya yang sudah membusuk. Penyakit ini disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Jadi pencegahannya bisa dilakukan dengan mengganti air di dalam akuarium secara teratur. Untuk ikan arwana yang mengidap penyakit ini bisa diobati memakai amonium sulfat secukupnya.
- Penyakit Tulang Punggung Bengkok
Ada berbagai macam faktor yang dapat mengakibatkan ikan arwana menderita penyakit tulang punggung bengkok. Di antarnya yaitu serangan bakteri yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pertumbuhan punggungnya tidak normal, Anda salah memberikan obat, serta ukuran akuarium yang terlalu kecil bagi ikan arwana tersebut. Dengan kata lain, Anda perlu memeriksa apa kira-kira faktor yang paling banyak menyebabkan ikan arwana Anda mengidap penyakit ini. Barulah kemudian Anda bisa mengatasinya.
- Penyakit Ekor Patah
Ikan arwana yang mengalami penyakit ekor patah biasanya dikarenakan oleh ukuran akuarium yang terlampau sempit baginya sehingga ikan tidak dapat bergerak dengan leluasa. Penyebab lainnya mungkin saja ikan tersebut kurang mendapatkan perawatan yang baik dari Anda. Selain itu, kasus patahnya ekor ikan arwana juga bisa disebabkan ikan tersebut berenang terlalu cepat hingga menubruk kaca atau ikan sering berontak di dalam akuarium.
- Penyakit Sungut Pendek
Ciri-ciri penyakit sungut pendek di antaranya sungut tidak tumbuh sempurna, tidak proporsional sesuai ukuran badannya, dan tampak pendek. Biasanya penyakit ini muncul apabila ikan arwana diletakkan di akuarium yang berukuran kecil. Penyebab lainnya bisa pula ditimbulkan oleh pemberian obat-obatan yang salah atau tidak sesuai dosis anjuran. Anda bisa mencegah penyakit ini dengan memindahkan ikan arwana ke akuarium yang besar dan rutin mengganti airnya.
- Penyakit Ekor/Sirip Mengerut
Anda juga perlu waspada terhadap penyakit ekor dan sirip mengerut yang bisa menyerang ikan arwana. Penyakit ini pada umumnya dikarenakan kondisi akuarium yang terlalu kotor atau suhu air di dalam akuarium tersebut terlalu rendah. Sedangkan untuk mengatasi penyakit ini, Anda bisa mencoba melakukan terapi dengan mengatur suhu air supaya agak panas. Caranya dengan mengganti sebagian air serta memasang water heater pada akuarium.
- Penyakit Sungut Menjorok
Seharusnya ikan arwana yang sehat dan normal mempunyai tampilan sungut yang mengarah ke depan. Jika Anda menemukan ikan ini memiliki sungut yang lunglai dan cenderung mengarah ke bawah, maka kondisi ikan tersebut pasti sedang tidak beres. Kemungkinan besar lingkungan akuarium yang menjadi faktor penyebabnya. Anda bisa menyembuhkan ikan arwana yang sungutnya menjorok ke bawah dengan membersihkan akuarium serta mengatur suhu airnya.
Post a Comment for "11 Penyakit Pada Ikan Arwana yang Paling Berbahaya"